PEMANFAATAN METODE SEMI-ANALITIK UNTUK PENENTUAN BATIMETRI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI

Kuncoro Teguh Setiawan

Abstract

Metode semi-analitik untuk mendeteksi batimetri menggunakan data citra satelit resolusi menengah merupakan pengembangan metode penentuan batimetri berbasis satelit. Metode ini memperhitungkan prinsip perambatan gelombang cahaya dalam air dan intensitas cahaya yang melaui kolom air akan berkurang secara eksponensial sebanding  dengan peningkatan kedalaman yang dilalui. Citra satelityang digunakan yaitu SPOT 7. Citra tersebut merupakan generasi terbaru satelit SPOT yang memiliki 4 saluran multispektral dengan resolusi spasial 6 meter. Oleh karena itu, citra resolusi tinggi ini diharapkan menghasilkan informasi batimetri di perairan laut dangkal lebih akurat. Metode semi-analitik yang digunakan untuk mendeteksi batimetri yaitu metode Benny dan Dawson. Metode ini menggunakan perbandingan  nilai reflektansi antara perairan dalam dengan perairan dangkal dengan memperhatikan koefisien atenuasi dan sudut elevasi dari satelit. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeteksi batimetri di perairan laut dangkal menggunakan metode Benny dan Dawson. Lokasi penelitian yaitu di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah citra SPOT 7 akuisisi tanggal18 Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga kanal SPOT 7 menghasilkan  kisaran kedalaman 0 - 11,45 meter untuk band kanal biru, 0 - 10,49 meter untuk  kanal hijau  dan 0 -9.72 untuk kanal merah. Akurasi hasil deteksi batimetri dari kanal hijau menunjukkan hasil yang cukup baik hingga pada  kedalaman kurang dari 5 meter. Parameter kanal hijau dari algoritma Benny Dawson yang digunakan yaitu 0.3274 untuk Ld, 0.8932 untuk Lo, koefisien attenuasi sebesar 0.823 serta Cosec E' 0.6311272.

Keywords

Metode Semi-analitik, Batimetri, SPOT 7, Karimunjawa

Full Text:

PDF

References

Benny, A. H. dan Dawson, G. J. 1983. Satellite Imagery as an Aid to Bathymetric Charting in the Red Sea,†Cartographic Journal, The, 20(1), hal. 12.

Butler, M.J.A, Mouchot C, Barote V, Blanc LC. 1988. The Application of Remote Sensing Technology to Marine Fisheries. An Introductory Manual. FAO Fisheries Technical Paper No.295. Rome: FAO.129 p.

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital: Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. 254 hlm. doi:10.1515/opar-2016-0018.

Hartuti, M. & G. Winarso., 2017. Extraction of satellite derived bathymetry information from Landsat 8 in Jakarta Bay. Proceedings, Joint Convention Malang, HAGI – IAGI – IAFMI-IATMI

Hell. B., Broman. B., Jakobsson. L., Jakobsson. M., Magnusson. A., &Wiberg. P. (2012). The Use of Bathymetric Data in Society and Science: A review from the Baltic Sea. AMBIO 41:138–150

IHO,2008.IHO Standards for Hydrographic Surveys 5th Edition, Special Publication No.44, Monaco. [7] International Hydrographic Organization, 2013. “The IHO-ICO GEBCO Cook Bookâ€.IHO Publication B-11, IOC Manuals and Guides, 63.4.

Julzarika, A., 2017. Utilization of LAPAN Satellite (TUBSAT, A2, dan A3) in supporting Indonesia’s potensial as maritime center of the world. IOP Conference Series:Earth and Enviromental Science 54012097

Kanno, A., Y. Koibuchi, & M. Isobe., 2011. Shallow Water Bathymetry From Multispectral Satellite Images: Extensions OfLyzenga’s Method For Improving Accuracy. Coastal Engineering journal, Vol. 53, No. 4 (2011) 431–450,Japan.

Kemenko Kemaritiman. 10 Agustus 2018. Menko Maritim luncurkan data rujukan wilayah kelautan Indonesia. 2018. Jakarta.

Lillesand T. M. dan R. W. Kiefer, 1987. Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition. Canada.

Lyzenga, David R. 1978. Passive Remote Sensing Techniques for Mapping Water Depth and Bottom Features. Applied Optics. 17: 379-383.

Manessa, M.D.M.; A. Kanno; M. Sekine; M. Haidar; K. Yamamoto; T. Imai, & T. Higuchi., 2016. Lyzenga multispectral Bathymetry Formula for Shallow Indonesian Coral Reef: evaluation and proposed generalized coefficient. Journal of Geomatics and Planning, Vol. 3, pp117-126.

Manessa M.D.M,,Haidar. M., Hartuti.M., 2017.Determination Of The Best Methodology For Bathymetry Mapping Using Spot 6 Imagery: A Study Of 12 Empirical Algorithms. International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol.14 No. 2 December 2017: 127 – 136.LAPAN. Indonesia.

Setiawan, K.T., T. Osawa, & I W. Nuarsa., 2014. Aplikasi Algoritma Van Hengel Dan Spitzer Untuk Ekstraksi Informasi Batimetri Menggunakan Data Landsat. Seminar Nasional Penginderaan Jauh, LAPAN.

Setiawan, K.T., Manessa, M.D.M., Winarso, G., Anggraini, N.,Giarrastowo, G., Asriningrum, W., Herianto., Rosid, S., Supardjo, A.H. 2019. Estimasi Batimetri Dari Data Spot 7 Studi Kasus Perairan Gili Matra Nusa Tenggara Barat. Jurnal Inderaja. LAPAN.

Setiawan, K.T., Ginting, D.N.BR., Manessa, M.D.M., Surahman, Winarso, G., Anggraini, N., Basith, A., Asriningrum, W., Rosid, S., Supardjo, A.H. 2020. Bathymetry extraction of empirical models using SPOT 7 satellite imagery. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. doi:10.1088/1755-1315/500/1/012063

Siregar, V. P., & M. B. Selamat., 2010. Evaluasi Citra Quickbird untuk Pemetaan Batimetri Gobah dengan menggunakan Data Perum: Studi Kasus Gobah Karang Lebar dan Pulau Panggang. Ilmu Kelautan Vol.1 Edisi Khusus:99-109.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.