KAJIAN TINGKAT PENCEMARAN SULFUR DIOKSIDA DARI INDUSTRI DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA

Waluyo Eko Cahyono

Abstract


Industri di Indonesia masih merupakan sektor yang sangat potensial dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan lapangan usaha, namun di sisi lain juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bila tidak ditangani dengan sebaik-baiknya. Dampak negatif dimaksud antara lain berupa pencemaran udara baik yang terjadi di dalam ruangan (

 

in door) dan di luar ruangan (out door) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan menjadi sarana penularan penyakit. Dari hasil perhitungan emisi udara di Jawa Tengah pada 2005 memperlihatkan emisi SO2 dari sektor industri sebesar 32% menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan dengan emisi dari sektor lainnya. Kemudian dari hasil kegiatan pemantauan kualitas udara ambien oleh BPLH Kota Bandung kurun waktu 2001- 2003 menunjukkan bahwa nilai SO2 dari sumber industri mempunyai nilai yang tertinggi yaitu sebesar 90,32 μg/m3, transportasi sebesar 43,74 μg/m3 dan dari pemukiman sebesar 37,51 μg/m3. Konsentrasi SO2 di Jakarta dan Kototabang pada kurun waktu 1996-2003 memperlihatkan perbedaan yang nyata antara keduanya, dimana pengukuran di Kototabang yang merupakan kawasan pegunungan yang bersih dari pencemaran udara menunjukkan nilai konsentrasi yang rendah bila dibandingkan dengan kota Jakarta yang merupakan kota yang penuh dengan pencemaran udara baik dari industri maupun transportasi.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.