ANALISIS KEJADIAN CURAH HUJAN EKSTREM DI PULAU SUMATERA BERBASIS DATA SATELIT TRMM DAN OBSERVASI PERMUKAAN [ANALYSIS OF EXTREME RAINFALL EVENTS OVER THE SUMATERA ISLAND BASED ON TRMM SATELLITE DATA AND SURFACE OBSERVATION]
Abstract
Kejadian curah hujan ekstrem dapat memberikan dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan. Seperti terjadinya banjir dan tanah longsor yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Oleh sebab itu dalam makalah ini dilakukan suatu kajian untuk menganalisis kejadian curah hujan ekstrem. Metode yang digunakan untuk menentukan nilai ambang batas curah hujan ekstrem adalah fungsi distribusi kumulatif. Hasil analisis data curah hujan dari satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) menunjukkan, nilai ambang batas untuk Pulau Sumatera dan sekitarnya antara 60 sampai 130 mm/hari. Ambang batas di sekitar ekuator lebih tinggi dibanding bagian utara dan selatan, akibat pengaruh dari faktor ekuinoks yang lebih kuat dibanding monsun. Kejadian curah hujan ekstrem dengan jumlah hari kejadian 1 sampai 2 hari pertahun dominan terjadi. Tahun 1998/1999 terjadi peningkatan jumlah hari kejadian curah hujan ekstrem di laut sebelah barat dan timur Pulau Sumatera, diduga akibat pengaruh faktor global (La Niña dan Dipole Mode). Total jumlah hari kejadian curah hujan ekstrem yang dominan terjadi dalam 14 tahun adalah 20 sampai 30 hari. Kejadian dengan jumlah hari tertinggi terjadi di perairan sebelah barat Pulau Sumatera, diduga akibat pengaruh dari Samudera Hindia sebagai sumber uap air. Hasil perbandingan dengan curah hujan observasi permukaan menunjukkan nilai ambang batas dan jumlah kejadian hujan ekstrem lebih tinggi dibanding hasil dari satelit TRMM. Kata kunci: Ekstrem, Curah hujan, Ambang batas, Distribusi kumulatif
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.