PERBANDINGN PENGARUH BADAI GEOMAGNET TERHADAP TEC IONOSFER DI ATAS MANADO, PONTIANAK DAN BANDUNG (Studi Kasus : 17 Maret dan 23 Juni 2015) (Comparisson of Geomagnetic Storm Effect on Ionospheric TEC over Manado, Pontianak dan Bandung Case study: 17 March

Sri Ekawati, Anwar Santoso

Abstract

ABSTRACT

 

The largest geomagnetic storms of solar cycle 24 so far occurred on March 17, 2015 (Dst index reached -223 nT) and on June 23, 2015 (Dst index reached -204 nT). Geomagnetic storm is one of major space weather event sourced from Coronal mass Ejection (CME) of the Sun that affected the ionosphere layer. Total Electron Content (TEC) in the ionosphere is very vulnerable affected by changes of system electrical currents in the magnetosphere due to the geomagnetic storm. An extreme enhancement of TEC called positive ionospheric storms otherwise an extreme depression of TEC called negative ionospheric storms. The research objective of this paper was to determine the effect of the geomagnetic storms on enhancement and depression ionospheric TEC over Manado, Pontianak dan Bandung. This research also examines the solar wind plasma condition and CME as a drivers of this geomagnetic storm.  TEC data obtained from GPS Ionospheric scintillation and TEC Monitor (GISTM) in Manado (1.48o U;124.85o E) Pontianak (-0.03o S; 109.33o E) and Bandung (-6.90o S; 107.60o E). The TEC data is converted into data Vertical TEC (VTEC) then compared with the data median VTEC during geomagnetic quiet days (qVTEC). The results showed that there was a negative ionospheric storms affected by geomagnetic storm due date of March 17, 2015 with a deviation of VTEC (dVTEC) reached -71.41%. In contrast, there was a positive ionospheric storm affected by geomagnetic storm due date of June 23, 2015 with deviation VTEC (dVTEC) reached 53.82%. The mechanism of the significant enhancement and depression VTEC caused by ionospheric electrodynamics processes.

 

Keywords: geomagnetic storm, Dst-Index, Ionosphere, TEC

 

ABSTRAK

 

Badai Geomagnet yang terbesar pada siklus Matahari ke-24 sampai saat ini adalah peristiwa badai geomagnet pada tanggal 17 Maret 2015 (indeks Dst mencapai -223nT) dan 23 Juni 2015 (indeks Dst mencapai -204 nT). Badai geomagnetik merupakan bagian dari cuaca antariksa yang bersumber dari Corronal Mass Ejection (CME) Matahari yang mempengaruhi lapisan ionosfer. Total Electron Content (TEC) di ionosfer sangat rentan dipengaruhi oleh perubahan sistem arus listrik di magnetosfer akibat terjadinya badai geomagnet. Peningkatan TEC yang ekstrim dinamakan badai ionosfer positif sebaliknya penurunan TEC yang ekstrim dinamakan badai ionosfer negatif. Tujuan penelitian pada makalah ini adalah mengetahui pengaruh badai geomagnet tersebut terhadap peningkatan dan penurunan TEC ionosfer diatas Manado, Pontianak dan Bandung. Penelitian ini juga meninjau kondisi plasma angin surya dan CME sebagai sumber penggerak badai geomagnetik ini. Data TEC diperoleh dari GPS Ionospheric Scintillation and TEC Monitor (GISTM) di Manado (1,48o LU; 124,85o LS); Pontianak (0,03oLS;109,33oBT) dan Bandung (-6,90o LS; 107,60o BT). Peristiwa badai Geomagnetic storm yang dianalisis adalah peristiwa badai geomagnet kategori kuat yang berlangsung pada tanggal 17 Maret 2015 (indeks Dst mencapai -223nT) dan 23 Juni 2015 (indeks Dst mencapai -204 nT). Data TEC tersebut dikonversi menjadi data Vertical TEC (VTEC) kemudian dibandingkan dengan data median VTEC pada saat hari tenang geomagnet (qVTEC). Hasil menunjukkan terjadi badai ionosfer negatif diakibatkan badai geomagnet tanggal 17 Maret 2015 dengan deviasi VTEC (dVTEC) data Pontianak mencapai -71,41%. Sebaliknya, terjadi badai ionosfer positif diakibatkan badai geomagnet tanggal 23 Juni 2015 dengan deviasi VTEC (dVTEC) mencapai 53,82%. Mekanisme terjadinya peningkatan dan penurunan VTEC yang siginifikan tersebut disebabkan oleh proses elektrodinamika di ionosfer.

 

Kata kunci: Badai geomagnet, Indeks Dst, Ionosfer, TEC

Keywords

geomagnetic storm, Dst-Index, Ionosphere, TEC

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.