Perbadingan foF2 Dari Model MSILRI, ITU-R/CCIR, dan IRI2016/URSI Dengan Data Observasi di Stasiun Pameungpeuk Pada Saat Aktivitas Matahari Rendah (The foF2 Comparison of MSILRI, ITU-R/CCIR, and IRI2016/URSI Models to Data Observed Over Pameungpeuk During

Jiyo M. Si.

Abstract

ABSTRAK

Pada makalah ini kami menentukan ketelitian nilai foF2 yang dihasilkan oleh model regional MSILRI, model global ITU-R/CCIR, dan model global IRI2016/URSI, pada saat tingkat aktivitas matahari rendah. Perbandingan model terhadap data observasi di stasiun pengamatan Pameungpeuk (7,65°LS, 107,96°BT) dari Maret 2019 hingga Februari 2020 telah dilakukan. Dari sini diperoleh kesimpulan: (a) nilai foF2 yang dihasilkan oleh model MSILRI dan ITU-R/CCIR lebih tinggi dari hasil observasi, sedangkan model IRI2016/URSI menghasilkan nilai foF2 yang lebih rendah; (b) model IRI2016/URSI menghasilkan foF2 yang memiliki simpangan paling kecil, disusul kemudian oleh model MSILRI dan model ITU-R/CCIR; (c) ketiga model mengasilkan foF2 yang berkorelasi sangat kuat dengan data observasi. Model MSILRI memiliki rentang nilai koefisien korelasi R paling sempit (0,96 – 0,99), disusul metode ITU-R/CCIR (0,91 – 0,99), dan metode IRI2016/URSI memiliki rentang nilai R paling lebar (0,84 – 0,96).  Kemudian, nilai foF2 hasil model ITU-R/CCIR dengan masukan indek T-regional dapat digunakan untuk keperluan aplikasi lapangan secara langsung, sedangkan yang lainnya harus disesuaikan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan koreksi. Dalam hal aksesibilitas, model IRI2016/URSI mudah digunakan karena interaktif dan beroperasi secara daring dengan fitur lengkap. Model ITU-R/CCIR dapat dijalankan secara daring maupun luring dengan fitur terbatas, sedangkan model MSILRI hanya bisa dijalankan secara luring.

 

ABSTRACT

In this paper we determined the accuracy of foF2 values generated by the MSILRI regional model, the ITU-R/CCIR global model, and the IRI2016/URSI global model during a period of low solar activity. Comparisons of model output against ionosonde observation data from Pamengpeuk station (7.65°S, 107.96°E) during March 2019 – February 2020 time period were conducted. It was concluded that: (a) foF2 values generated by the MSILRI and ITU-R/CCIR models overestimate experimental observations, whereas those generated by the IRI2016/URSI model underestimate them; (b) the IRI2016/URSI model generates foF2 values with the smallest absolute deviations from experimental observations, outperforming the MSILRI and ITU-R/CCIR models; (c) all three models generate foF2 values that are strongly correlated with foF2 values from observations. The MSILRI model yields the narrowest range of correlation coefficients (R = 0.96 – 0.99), followed subsequently by the ITU-R/CCIR model (R = 0.91 – 0.99), while the IRI2016/URSI model yields the widest range of correlation coefficients (R = 0.84 – 0.96). Furthermore, foF2 values generated by the ITU-R/CCIR model with regional T-index as input can be directly used for practical applications, while foF2 values from other models require some additional adjustment using a linear correction. In terms of accessibility, the IRI2016/URSI model is the easiest to operate because of its interactive and online interface with full set of features. In comparison, the ITU-R/CCIR model can be operated with limited set of features via either online or offline interfaces, whereas the MSILRI model can only be operated via an offline interface.

 

Keywords

Model-MSILRI-ITU-R/CCIR-IRI2016

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.